Mungkin yang terbesit
di pikiran pertama kali ketika mendengar nama negara Kolombia adalah mafia
narkoba, perang antar antar geng narkoba, penyelundupan narkotika, dan
sebangainya yang berhubungan dengan narkotika. Nama Pablo Escobar orang akan
langsung terbayang, seorang raja kokain terkaya di dunia. Sebagai informasi, Republik
Kolombia adalah sebuah negara di Amerika Selatan. Luasnya sekitar 1,1 juta
kilometer persegi atau kira-kira dua setengah kali luas pulau Sumatra. Kolombia
seperti Indonesia juga, letaknya yang dilintasi oleh garis katulistiwa,
sehingga beriklim tropis. Matahari bersinar sepanjang tahun.
Walau dikenal sebagai
penghasil kokain terbesar di dunia dan narkoba menjadi masalah utamanya, tapi
bukan masalah penyalahgunaannya yang menjadi fokusnya, justru kekerasan oleh
geng narkobalah yang menjadi masalah utamanya, meski masalah penyalahgunaan
tetap ada. Jika dibandingkan dengan di Indonesia, kokain merupakan barang
mewah. Kebanyakan penyalahgunaannya adalah sabu-sabu. Iklimnya yang tropis
menjadikan tanaman koka dapat tumbuh dengan subur di Kolombia. Tak heran
produksi kokain Kolombia terus meningkat setiap tahunnya. Bias dikatakan,
Kolombia adalahpenyebab masalah penyalahgunaan narkoba di negara lain, terutama
Amerika Serikat.
Tahun lalu Kolombia
melegalkan penggunaan ganja sebagai bagian dari terapi medis. Ya, mereka
menggunakan kekayaan alam untuk melawan penyakit. Bisa dikatakan pemanfaatan
anastesi berbasis herbal. Bila dibandingkan dengan Indonesia penggunaan ganja
merupakan hal illegal, bahkan menanamnya pun merupakan suatu tidak pidana
kecuali di daerah Aceh dan sebagian Sumatra Utara dimana ganja dapat tumbuh
tanpa ditanam oleh siapapun. Mungkin hal yang lumrah bila daunnya digunakan
sebagai lalapan.
Jika berbicara mengenai
sistem layanan kesehatan di Kolombia, negara ini menempati urutan ke-22 terbaik
dalam hal sistem pelayanan kesehatan menurut WHO. Mereka memiliki tenaga dan
peralatan kesehatan yang berkualitan. Sistem jaminan kesehatan nasionalnya
mirip seperti yang diterapkan Indonesia saat ini. Prinsipnya sistem ini terdiri
dari dua komponen, kontribusi dan subsidi. Pihak yang disebut memberi
kontribusi adalah pekerja formal dan pemberi kerjanya, masing-masing memeiliki
proporsi dalam membayar iuran. Sedangkan penerima subsidi adalah masyarakat
miskin dan pekerja informal, dananya diambil dari sebagian milik kontributor
dan pemerintah. Jumlah penerima subsidi kesehatan di Kolobia cukup besar,
sekitar 60% dari jumlah penduduknya. Ada 28 perusahaan yang ditunjuk oleh
pemerintah untuk ambil bagian dalam sistem jaminan kesehatan ini. Meskipun
lebih dari separuh penduduknya adalah penerima subsidi kesehatan, tapi sistem
ini berjalan baik dengan pelayanan kesehatan berkualitas.
-Terima kasih
Daftar
Pustaka
(n.d.). Retrieved Desember 30, 2016, from Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Kolombia
Kolombia melegalkan penggunaan ganja untuk kesehatan. (2015, Desember 23). Retrieved Desember 31, 2016, from BBC
Indonesia: http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/12/151223_dunia_legalisasi_ganja_kolombia
4 Negara dengan Pelayanan Kesehatan Terbaik.
(2016, Maret 10). Retrieved Desember 31, 2016, from Kompas.com:
http://health.kompas.com/read/2016/03/10/105929023/4.Negara.dengan.Pelayanan.Kesehatan.Terbaik.
Epidemi Kokain dari Kolombia ke Amerika Serikat. (n.d.). Retrieved Desember 30, 2016, from
https://wisuda.unud.ac.id/pdf/0921105025-3-BAB%20II.pdf
Sistem Jaminan Kesehatan di Beberapa Negara.
(n.d.). Retrieved Desember 31, 2016, from
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/131369-T%2027640-Analisis%20perencanaan-Metodologi.pdf