Kamis, 21 Juni 2012

Tugas yang jadi cerita


Libur telah tiba, libur telah tiba, hore, hore, hore.......
Nda terasa ya sekarang sudah libur semester. Nah, kalian mau ngapain aja ngisi libutan semester ni? Kalau saya sih, bertapa di depan monitor aja liburannya. Pas lagi asik bertapa di depan monitor, eh malah ingat sesuatu. Saya ingat tentang tugas praktikum sebelum liburan, kami disuruh buat pupuk. Nah, saya akan berbagi mengenai pupuk yang kami buat dan kejadian menarik di belakangnya. Begini ceritanya.......
 Suatu ketika di siang hari yang tenang pada tanggal 30 Mei 2012, berkumpulah 5 bocah ingusan di suatu rumah kos kediaman sang ketua OSIS SMA N 1 Tanjung Selor. Sebut saja mereka Jumadi, Ilham, A’an, Binsar, dan saya sendiri(si Andri). Siang itu kami merencanakan sesuatu yang sangaaat.....(sangat apa yo?). Kami akan membuat pupuk organik.
Pada mulanya kami berencana akan membuat pupuk tersebut di rumah kosnya Jumadi, namun karena tiadanya kompor dan panci besar(kasihan sekali, rumah tak ada kompornya), maka kami memindahkan kegiatan besar kami ke rumahnya Ilham. Untuk alat dan bahan serta langkah kerjanya, ini ada di bawah...

PUPUK TERASI

Alat dan bahan :
1.      Terasi 250 gr (ada dijual di pasar)
2.      Dedak 3 kg (ada juga dijual pasar)
3.      Air 5 liter (air apa aja yang penting H2O)
4.      Gula merah 250 gr (cari aja di pasar)
5.      1 liter EM4 (ada di agen pupuk)
6.      Kompor (untuk masak)
7.      Sendok besar atau apa ajalah untuk ngaduk pupuk
8.      Panci (yang gede ya...)
9.      Hal-hal lain yang di luar dugaan akan dibutuhkan

Cara membuat :
1.      Panaskan air hingga 100°C atau 373K pada tekanan 1 atm (sampai mendidih), lalu masukkan terasi, gula merah, dan dedak. Aduk rata.
2.      Didihkan larutan lalu angkat dan dinginkan.
3.      Setelah larutan dingin, masukkan EM4 sambil diaduk hingga rata.
4.      Tutup rapat campuran pupuk, diamkan selama 3-4 hari.
5.      Pupuk siap digunakan.
*Berdasarkan catatan yang diberikan guru mata pelajaran

Ada hal yang menarik selama proses pembuatan pupuk itu hingga selesai. Yaitu......
1.      Panci yang kami digunakan merupakan panci bekas perlengkapan perpisahan kakak kelas. Kami nyolong panci itu di sekolah(e’eee, nakalnya anak-anak ini).
2.      Jumadi, Binsar dan Ilham batuk-batuk setelah menghirup uap dari terasi dan gula merah yang dicampur ke air mendidih.
3.      Berdasarkan pendapat teman-teman yang membuat pupuk, campuran pupuk yang masih panas bentuknya menyerupai TAI.
4.      Pupuk kami tuang ke daun pisang, lalu diangin-anginkan biar cepat dingin. Habis itu, dituang lagi ke panci lalu dicampur EM4.
5.      Campuran pupuk kami tutup dengan plastik lalu ditutup lagi dengan tutup panci yang diikatkan ke panci lalu dibungkus plastik.
6.      Pupuk yang sudah jadi bentuknya mirip SAMBAL KACANG untuk makan gorengan.
7.      Jumadi muntah ketika plastik penutup pupuk di buka(aromanya itu lo...)
8.      Kami mengemas pupuk di dalam jerigen bekas minyak makan.
9.      Kami menggunakan bagian atas botol yang dipotong sebagai corong untuk memasukkan pupuk ke jerigen.
10.  Proses keluarnya pupuk dari corong masuk ke jerigen mirip dengan proses keluarnya TAI dari lubang dubur manusia.
11.  Jumadi histeris sendiri ketika ada pupuk yang menetes ke tanggannya saat di tuang ke corong.
12.  Jerigen kemasan kami beri lebel khusus sebagai tanda buatan kami.