Libur telah tiba, libur telah tiba, hore, hore, hore.......
Nda terasa ya sekarang sudah libur semester. Nah, kalian mau ngapain aja ngisi libutan semester ni? Kalau saya sih, bertapa di depan monitor aja liburannya. Pas lagi asik bertapa di depan monitor, eh malah ingat sesuatu. Saya ingat tentang tugas praktikum sebelum liburan, kami disuruh buat pupuk. Nah, saya akan berbagi mengenai pupuk yang kami buat dan kejadian menarik di belakangnya. Begini ceritanya.......
Suatu ketika
di siang hari yang tenang pada tanggal 30 Mei 2012, berkumpulah 5 bocah ingusan
di suatu rumah kos kediaman sang ketua OSIS SMA N 1 Tanjung Selor. Sebut saja
mereka Jumadi, Ilham, A’an, Binsar, dan saya sendiri(si Andri). Siang itu kami
merencanakan sesuatu yang sangaaat.....(sangat apa yo?). Kami akan membuat
pupuk organik.
Pada mulanya
kami berencana akan membuat pupuk tersebut di rumah kosnya Jumadi, namun karena
tiadanya kompor dan panci besar(kasihan sekali, rumah tak ada kompornya), maka
kami memindahkan kegiatan besar kami ke rumahnya Ilham. Untuk alat dan bahan
serta langkah kerjanya, ini ada di bawah...
PUPUK TERASI
Alat dan bahan
:
1.
Terasi 250 gr (ada dijual di pasar)
2.
Dedak 3 kg (ada juga dijual pasar)
3.
Air 5 liter (air apa aja yang penting H2O)
4.
Gula merah 250 gr (cari aja di pasar)
5.
1 liter EM4 (ada di agen pupuk)
6.
Kompor (untuk masak)
7.
Sendok besar atau apa ajalah untuk ngaduk pupuk
8.
Panci (yang gede ya...)
9.
Hal-hal lain yang di luar dugaan akan dibutuhkan
Cara membuat :
1.
Panaskan air hingga 100°C atau 373K pada tekanan 1 atm (sampai mendidih), lalu
masukkan terasi, gula merah, dan dedak. Aduk rata.
2.
Didihkan
larutan lalu angkat dan dinginkan.
3.
Setelah larutan dingin, masukkan EM4 sambil
diaduk hingga rata.
4.
Tutup rapat campuran pupuk, diamkan selama 3-4
hari.
5.
Pupuk siap digunakan.
*Berdasarkan catatan yang diberikan guru mata pelajaran
Ada hal yang
menarik selama proses pembuatan pupuk itu hingga selesai. Yaitu......
1.
Panci yang kami digunakan merupakan panci bekas
perlengkapan perpisahan kakak kelas. Kami nyolong panci itu di sekolah(e’eee,
nakalnya anak-anak ini).
2.
Jumadi, Binsar dan Ilham batuk-batuk setelah
menghirup uap dari terasi dan gula merah yang dicampur ke air mendidih.
3.
Berdasarkan pendapat teman-teman yang membuat
pupuk, campuran pupuk yang masih panas bentuknya menyerupai TAI.
4.
Pupuk kami tuang ke daun pisang, lalu
diangin-anginkan biar cepat dingin. Habis itu, dituang lagi ke panci lalu dicampur
EM4.
5.
Campuran pupuk kami tutup dengan plastik lalu
ditutup lagi dengan tutup panci yang diikatkan ke panci lalu dibungkus plastik.
6.
Pupuk yang sudah jadi bentuknya mirip SAMBAL
KACANG untuk makan gorengan.
7.
Jumadi muntah ketika plastik penutup pupuk di
buka(aromanya itu lo...)
8.
Kami mengemas pupuk di dalam jerigen bekas
minyak makan.
9.
Kami menggunakan bagian atas botol yang dipotong
sebagai corong untuk memasukkan pupuk ke jerigen.
10. Proses
keluarnya pupuk dari corong masuk ke jerigen mirip dengan proses keluarnya TAI
dari lubang dubur manusia.
11. Jumadi
histeris sendiri ketika ada pupuk yang menetes ke tanggannya saat di tuang ke
corong.
12. Jerigen
kemasan kami beri lebel khusus sebagai tanda buatan kami.