Rabu, 11 Januari 2017

Raja Kokain dan Sistem Kesehatannya

Mungkin yang terbesit di pikiran pertama kali ketika mendengar nama negara Kolombia adalah mafia narkoba, perang antar antar geng narkoba, penyelundupan narkotika, dan sebangainya yang berhubungan dengan narkotika. Nama Pablo Escobar orang akan langsung terbayang, seorang raja kokain terkaya di dunia. Sebagai informasi, Republik Kolombia adalah sebuah negara di Amerika Selatan. Luasnya sekitar 1,1 juta kilometer persegi atau kira-kira dua setengah kali luas pulau Sumatra. Kolombia seperti Indonesia juga, letaknya yang dilintasi oleh garis katulistiwa, sehingga beriklim tropis. Matahari bersinar sepanjang tahun.
Walau dikenal sebagai penghasil kokain terbesar di dunia dan narkoba menjadi masalah utamanya, tapi bukan masalah penyalahgunaannya yang menjadi fokusnya, justru kekerasan oleh geng narkobalah yang menjadi masalah utamanya, meski masalah penyalahgunaan tetap ada. Jika dibandingkan dengan di Indonesia, kokain merupakan barang mewah. Kebanyakan penyalahgunaannya adalah sabu-sabu. Iklimnya yang tropis menjadikan tanaman koka dapat tumbuh dengan subur di Kolombia. Tak heran produksi kokain Kolombia terus meningkat setiap tahunnya. Bias dikatakan, Kolombia adalahpenyebab masalah penyalahgunaan narkoba di negara lain, terutama Amerika Serikat.
Tahun lalu Kolombia melegalkan penggunaan ganja sebagai bagian dari terapi medis. Ya, mereka menggunakan kekayaan alam untuk melawan penyakit. Bisa dikatakan pemanfaatan anastesi berbasis herbal. Bila dibandingkan dengan Indonesia penggunaan ganja merupakan hal illegal, bahkan menanamnya pun merupakan suatu tidak pidana kecuali di daerah Aceh dan sebagian Sumatra Utara dimana ganja dapat tumbuh tanpa ditanam oleh siapapun. Mungkin hal yang lumrah bila daunnya digunakan sebagai lalapan.
Jika berbicara mengenai sistem layanan kesehatan di Kolombia, negara ini menempati urutan ke-22 terbaik dalam hal sistem pelayanan kesehatan menurut WHO. Mereka memiliki tenaga dan peralatan kesehatan yang berkualitan. Sistem jaminan kesehatan nasionalnya mirip seperti yang diterapkan Indonesia saat ini. Prinsipnya sistem ini terdiri dari dua komponen, kontribusi dan subsidi. Pihak yang disebut memberi kontribusi adalah pekerja formal dan pemberi kerjanya, masing-masing memeiliki proporsi dalam membayar iuran. Sedangkan penerima subsidi adalah masyarakat miskin dan pekerja informal, dananya diambil dari sebagian milik kontributor dan pemerintah. Jumlah penerima subsidi kesehatan di Kolobia cukup besar, sekitar 60% dari jumlah penduduknya. Ada 28 perusahaan yang ditunjuk oleh pemerintah untuk ambil bagian dalam sistem jaminan kesehatan ini. Meskipun lebih dari separuh penduduknya adalah penerima subsidi kesehatan, tapi sistem ini berjalan baik dengan pelayanan kesehatan berkualitas.
-Terima kasih


Daftar Pustaka

(n.d.). Retrieved Desember 30, 2016, from Wikipedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Kolombia
Kolombia melegalkan penggunaan ganja untuk kesehatan. (2015, Desember 23). Retrieved Desember 31, 2016, from BBC Indonesia: http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/12/151223_dunia_legalisasi_ganja_kolombia
4 Negara dengan Pelayanan Kesehatan Terbaik. (2016, Maret 10). Retrieved Desember 31, 2016, from Kompas.com: http://health.kompas.com/read/2016/03/10/105929023/4.Negara.dengan.Pelayanan.Kesehatan.Terbaik.
Epidemi Kokain dari Kolombia ke Amerika Serikat. (n.d.). Retrieved Desember 30, 2016, from https://wisuda.unud.ac.id/pdf/0921105025-3-BAB%20II.pdf
Sistem Jaminan Kesehatan di Beberapa Negara. (n.d.). Retrieved Desember 31, 2016, from http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/131369-T%2027640-Analisis%20perencanaan-Metodologi.pdf